top of page
Search

BookTok, Media Sosial, dan Fenomenanya

  • Writer: Yulia Andini
    Yulia Andini
  • Oct 22
  • 5 min read
BookTok, Media Sosial, dan Fenomenanya (ilustrasi via Freepik)

Pernahkah kalian mendengar istilah BookTok? Kalau ada yang belum familiar dengan istilah ini, mari saya jelaskan dengan singkat.


BookTok adalah frasa yang merujuk pada konten yang berisikan review atau ulasan buku yang dikemas melalui video pendek berdurasi 15-30 detik dan diunggah melalui media sosial TikTok.


Fenomena ini telah mengubah cara masyarakat, khususnya generasi muda, dalam menemukan, membaca, dan mendiskusikan buku.


Popularitas platform TikTok memang tidak bisa dipungkiri lagi. Semua lapisan masyarakat mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, hingga anak-anak terjangkit fenomena aplikasi yang kini dimiliki oleh perusahaan teknologi China, ByteDance ini. 


Dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif di seluruh dunia, TikTok telah menjadi platform yang powerful untuk berbagai jenis konten, termasuk rekomendasi buku.


Lantas, kenapa BookTok menjadi fenomena di media sosial? Apa dampaknya terhadap industri perbukuan dan minat baca masyarakat? Simak informasinya di sini.


Apa Itu BookTok dan Bagaimana Cara Kerjanya?


BookTok adalah komunitas pembaca buku di TikTok yang menggunakan hashtag #BookTok untuk berbagi konten terkait literatur. Konten-konten ini biasanya berupa:

  • Review buku singkat, Ulasan cepat dengan pendapat jujur tentang sebuah buku

  • Rekomendasi berdasarkan genre, Saran bacaan untuk penggemar romansa, fantasi, thriller, dan genre lainnya

  • Emotional reactions, Video yang menampilkan reaksi emosional saat membaca bagian tertentu dari buku

  • Book hauls, Pamer koleksi buku yang baru dibeli

  • Reading vlogs, Dokumentasi aktivitas membaca sehari-hari.

Format video pendek TikTok yang hanya berdurasi 15-60 detik membuat konten BookTok mudah dikonsumsi, bahkan oleh orang-orang yang biasanya tidak terlalu tertarik membaca. 

Algoritma TikTok yang cerdas juga membantu menghubungkan pengguna dengan konten buku yang sesuai dengan minat mereka.


Buku, BookTok, dan Opini Masyarakat


Apa itu BookTok? (ilustrasi via Freepik)

BookTok telah menciptakan demokratisasi dalam dunia kritik dan rekomendasi buku. Berbeda dengan review buku tradisional yang biasanya ditulis oleh kritikus profesional atau diterbitkan di media massa, BookTok memberi kesempatan kepada siapa saja untuk menyuarakan pendapat mereka.


Kekuatan Opini Publik di Era Digital


Di BookTok, seorang remaja dapat memberikan review yang sama berpengaruhnya dengan seorang kritikus buku berpengalaman. 


Keaslian dan kejujuran dalam review menjadi kunci utama. Pengguna TikTok lebih tertarik pada pendapat yang genuine dan relatable dibandingkan dengan ulasan yang terlalu formal atau akademis.


Beberapa buku yang tadinya kurang populer bahkan dapat menjadi viral berkat BookTok. Contohnya adalah:

  • "The Song of Achilles" karya Madeline Miller, novel yang diterbitkan tahun 2011 ini kembali viral di BookTok pada 2020-2021

  • "They Both Die at the End" karya Adam Silvera , mengalami lonjakan penjualan drastis setelah viral di BookTok

  • Karya-karya Colleen Hoover, penulis ini menjadi superstar berkat komunitas BookTok


Dampak terhadap Industri Penerbitan


Industri penerbitan kini tidak bisa mengabaikan kekuatan BookTok. Banyak penerbit yang:

  • Memonitor tren di BookTok untuk menentukan buku apa yang akan diterbitkan

  • Mengirimkan buku gratis kepada BookTokers populer untuk direview

  • Membuat kampanye marketing khusus yang disesuaikan dengan format TikTok

  • Bahkan mencetak ulang buku-buku lama yang viral di BookTok


Toko buku seperti Barnes & Noble di Amerika Serikat bahkan membuat rak khusus bertuliskan "BookTok Favorites" untuk menampilkan buku-buku yang populer di platform ini.


BookTok Mempermudah Masyarakat

Salah satu dampak paling positif dari BookTok adalah bagaimana platform ini mempermudah masyarakat untuk menemukan buku yang mereka sukai dan meningkatkan minat baca, terutama di kalangan generasi muda.


Menemukan Buku yang Tepat


Sebelum era BookTok, menemukan buku yang sesuai dengan selera bisa menjadi tantangan. Seseorang harus:

  • Membaca review panjang di website atau blog

  • Bertanya kepada teman atau pegawai toko buku

  • Menghabiskan waktu browsing di toko buku atau perpustakaan


Dengan BookTok, proses ini menjadi jauh lebih mudah dan menyenangkan. 

Dalam hitungan menit, pengguna bisa mendapatkan puluhan rekomendasi buku yang sesuai dengan mood dan preferensi mereka. 


Format video yang visual dan engaging juga membuat rekomendasi tersebut lebih menarik dibandingkan teks biasa.


Meningkatkan Minat Baca Generasi Muda


Data menunjukkan bahwa BookTok telah berkontribusi signifikan dalam meningkatkan minat baca, terutama di kalangan Gen Z. 

Membaca yang tadinya dianggap sebagai aktivitas "kuno" kini menjadi tren dan bahkan "cool" berkat BookTok.


Beberapa alasan mengapa BookTok berhasil meningkatkan minat baca:

  1. FOMO (Fear of Missing Out): Ketika banyak orang membicarakan suatu buku, orang lain ingin ikut membacanya

  2. Komunitas yang supportif: BookTok menciptakan sense of belonging bagi para pembaca

  3. Aksesibilitas konten: Video pendek lebih mudah dikonsumsi daripada artikel panjang

  4. Rekomendasi yang personal: Algoritma TikTok membantu menampilkan buku yang sesuai dengan selera masing-masing


Membangun Komunitas Pembaca


BookTok tidak hanya tentang menemukan buku untuk dibaca sendiri, tetapi juga tentang membangun komunitas. Para BookTokers saling berinteraksi melalui:

  • Duet dan Stitch: Fitur TikTok yang memungkinkan pengguna merespons video orang lain

  • Diskusi di kolom komentar: Membahas plot twist, karakter favorit, atau teori tentang buku

  • Book club virtual: Beberapa BookTokers membentuk book club dan membaca buku yang sama secara bersamaan

  • Challenge dan trend: Seperti "Recommend me a book based on..." atau "Books that made me cry"


Komunitas ini memberikan motivasi tambahan untuk terus membaca karena ada orang lain yang bisa diajak berdiskusi tentang buku yang sama.


Tantangan dan Kritik terhadap BookTok


Meskipun memiliki banyak dampak positif, BookTok juga tidak lepas dari kritik:


Dominasi Genre Tertentu


BookTok cenderung didominasi oleh genre tertentu, terutama:

  • Young Adult (YA) Romance

  • Fantasy

  • Contemporary Fiction


Sementara genre lain seperti non-fiksi, sastra klasik, atau buku akademis kurang mendapat perhatian. Hal ini bisa membatasi keberagaman bacaan masyarakat.


Hype yang Berlebihan


Beberapa buku menjadi sangat populer di BookTok bukan karena kualitasnya, tetapi karena viral. Hal ini kadang menciptakan ekspektasi yang terlalu tinggi, dan pembaca bisa merasa kecewa setelah membaca buku yang dipromosikan secara berlebihan.


Spoiler dan Kurangnya Critical Review


Format video pendek kadang membuat BookTokers memberikan spoiler tanpa warning yang cukup. Selain itu, review di BookTok cenderung lebih fokus pada emotional reaction daripada analisis kritis terhadap aspek-aspek seperti penulisan, plot, atau tema buku.


Tips Memanfaatkan BookTok untuk Menemukan Bacaan Berkualitas


Jika Anda ingin memanfaatkan BookTok untuk menemukan buku bagus, berikut beberapa tips:

  1. Follow BookTokers dengan selera yang mirip: Perhatikan beberapa rekomendasi mereka terlebih dahulu sebelum follow

  2. Jangan hanya ikuti hype: Baca preview atau sample buku sebelum membeli

  3. Diversifikasi sumber rekomendasi: Jangan hanya bergantung pada BookTok, cari juga rekomendasi dari sumber lain

  4. Gunakan hashtag yang spesifik: Seperti #FantasyBookTok, #ThrillerBooks, atau #BookTokIndonesia

  5. Baca beberapa review berbeda: Jangan hanya percaya pada satu review, lihat pendapat dari berbagai BookTokers


BookTok di Indonesia


Di Indonesia sendiri, semakin banyak content creator Indonesia yang membuat konten review buku dalam bahasa Indonesia. 


Hashtag seperti #BookTokIndonesia dan #BukuTikTok mulai bermunculan.

Penerbit lokal juga mulai memanfaatkan platform ini untuk memasarkan buku-buku mereka. 


Beberapa penulis Indonesia bahkan berkolaborasi dengan BookTokers untuk mempromosikan karya mereka.


Selain itu, toko buku seperti Gramedia juga mulai membuat kampanye yang terintegrasi dengan TikTok, memanfaatkan kekuatan BookTok untuk menjangkau pembaca muda Indonesia.


Kesimpulan: Masa Depan BookTok dan Literasi Digital


BookTok telah membuktikan bahwa media sosial dapat menjadi alat yang powerful untuk mempromosikan literasi. Platform ini berhasil membuat membaca menjadi aktivitas yang relevan dan menarik bagi generasi muda di era digital.


Di masa depan, BookTok kemungkinan akan terus berkembang dan semakin berpengaruh dalam industri perbukuan. 


Tantangannya adalah bagaimana mempertahankan aspek positif dari BookTok sambil mengatasi keterbatasannya, seperti kurangnya keberagaman genre dan kecenderungan hype berlebihan.


Bagi para pembaca, BookTok alternatif yang sangat berguna untuk menemukan buku baru dan terhubung dengan komunitas pembaca lainnya. Intinya, pembaca atau audiens harus menggunakan platform dengan bijak, tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga membentuk selera membaca yang independen dan beragam.


Jadi, apakah Anda sudah siap untuk menjelajahi dunia BookTok dan menemukan buku favorit Anda berikutnya?


 
 
 

Comments


bottom of page